Sedekah air—apakah ini hanya tradisi di Arab, atau kita juga bisa melakukannya?
Di Arab, orang-orang gemar sekali bersedekah air karena tau fadhilahnya.
Mereka memasang toren air wakaf di jalan-jalan, hingga membangun sumur-sumur di ruang publik. Supaya apa? Supaya airnya bisa digunakan untuk minum, mandi, wudhu, bahkan menemani perjalanan haji dan umrah jutaan orang.
Semua ini dilakukan bukan semata-mata karena tanah mereka gersang. Tapi karena mereka tahu, memberikan air bukan hanya menolong, tapi membawa pahala yang terus mengalir—pahala yang tak akan pernah terputus, bahkan setelah pemberi airnya meninggal.
Tapi, mungkin kita berpikir: Indonesia kan airnya melimpah, siapa yang butuh sedekah air kalau begitu?
Padahal, tidak selamanya air yang melimpah itu layak untuk dikonsumsi. Seperti halnya di Desa Mengkirau, Kabupaten Meranti, Riau.
Tak ada sumur bor, pipanisasi air, atau instalasi air bersih di sana. Tapi mereka punya jutaan liter air yang berasal dari lahan gambut yang begitu luas.
Namun, lahan gambut mempengaruhi kualitas air di sana. Air menjadi berwarna merah kecoklatan, berbau, dan bercampur dengan sisa-sisa tanaman busuk yang berasal dari rawa-rawa. Air seperti inilah yang mereka gunakan untuk minum, mandi, mencuci, hingga masak nasi.
Banyak warga mengira, karena ini air alami dari tanah, maka pasti sehat. Padahal, air gambut itu tinggi asam, penuh zat besi dan logam berat. Setiap tegukan bisa membawa penyakit.
Ini yang kami pakai untuk mandi, minum, dan bersuci. Mau bagaimana lagi?
Setiap hari, mereka harus berjalan jauh ke tengah rawa, berjongkok di tepian air yang kotor dan berbahaya, hanya untuk mengisi satu ember kecil.
Warga di sana tidak bisa menggunakan air bersih, karena untuk mendapatkan sumber air yang berwarna jernih, dibutuhkan sumur bor yang digali dengan sangat dalam. Namun, Desa Mengkirau ini terletak di pulau terpencil, jauh dari kota besar. Biaya untuk mendatangkan alat berat dan tenaga kerja pun tidak terjangkau, apalagi oleh warga yang mayoritasnya hanya pekerja kebun dan nelayan kecil.
Di Indonesia, di tempat-tempat seperti Desa Mengkirau, sedekah air dapat menjadi ladang pahala yang sangat besar dan abadi. Ketika kita membangun sumur untuk mereka, kita membuka pintu kebaikan yang tidak hanya memberi manfaat bagi mereka, tetapi juga memberi kita pahala yang tak terputus.
Yuk investasi berjamaah untuk pembangunan satu sumur saja di Desa Mengkirau. Jadikan setiap tetes air yang mereka gunakan sebagai pahala yang terus mengalir, untuk kita semua.
disclaimer: Setiap donasi yang sahabat berikan itu sudah termasuk sedekah untuk oprasional penyaluran dan kegiatan syiar
Belum ada Fundraiser