Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, status gizi balita di Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Angka prevalensi stunting mencapai 21,5%, dan kasus wasting (kurus) sebesar 7,4%. Ini bukan sekadar angka tapi ini dapat mengancam masa depan generasi kita.
Seperti di pelosok Jawa Barat. Kampung Mekarwangi, Desa Tanjungsari, Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Pesantren Al-Muhajirin. Para santri seringkali mereka hanya makan nasi dengan garam.
Di Panti Ummul Mukminin Hafsah, Nusa Tenggara Timur, sekitar 60 anak yatim hanya bisa makan nasi dan daun kelor setiap hari. Mie instan dan telur adalah kemewahan. Sedangkan daging? Belum pernah mereka cicipi selama hidupnya.
Kondisi ini juga dialami di Panti An-Nur, Mak Marni yang tinggal di pondok kayu sederhana, seringkali hanya makan cabai dan garam. Kadang ia hanya memiliki sepotong teong untuk dimakan seharian penuh. Namun, dengan segala keterbatasan, mereka tetap menjalani hari dengan ibadah dan syukur.
Sahabat, satu potong daging darimu bukan sekadar makanan, tapi bisa menjadi sumber protein yang membantu mencegah gizi buruk, sekaligus menjadi kebahagiaan bagi saudara-saudara kita yang selama ini belum pernah merasakan nikmatnya menyantap daging.
Bayangkan.. daging yang mungkin biasa saja bagi kita, menjadi sesuatu yang sangat luar biasa bagi mereka. Potongan daging bukan hanya mengenyangkan perut, tapi bisa menjadi penyelamat dari ancaman gizi buruk.
Salurkan sedekah terbaikmu untuk mereka yang belum pernah merasakan daging. Mari kita hadirkan harapan, perangi gizi buruk, dan tebar keberkahan hingga pelosok negeri.
disclaimer:
Donasi anda akan kami salurkan dalam bentuk daging
Setiap donasi yang sahabat berikan itu sudah termasuk sedekah untuk operasional dan penyaluran
Belum ada Fundraiser