Sahabat, sekarang ini banyak masyarakat yang kejar-kejaran mencari peluang pasif income dengan harapan dapat tenang di masa tua. Biasanya, orang berinvestasi dalam properti, saham, atau bisnis otomatisasi.
Tapi kebanyakan lupa, untuk menyiapkan pasif income agar tenang di akhirat.
Sedangkan jauh dari trend ini hadir, Islam telah menawarkan pasif income yang lebih berharga dan kekal, satu-satunya yang akan dapat diandalkan agar bisa tenang di akhirat.
Apakah itu?
Walaupun harta kita disisihkan hanya untuk membeli 1 sak semen, 1 dus keramik, atau 1 roll sajadah, tapi barang-barang tersebut terus digunakan oleh orang yang masih hidup, maka hal itulah yang akan menjadi investasi amal jariyah kita. Semakin lama digunakan untuk ibadah, semakin banyak bekal amalnya walau kita sudah seratus tahun wafat.
Sahabat, hari ini Allah ingin mengabarkan peluang investasi amal jariyah itu lewat pembangunan ulang sebuah masjid di kampung pelosok, yakni Masjid Nur Rahman di Dusun Ulugalung Desa, Nanga Mbaling Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur.
Letaknya sangat pelosok, untuk memasuki perkampungan tim Amal Mulia mesti melewati jalur sungai, beruntungnya tim datang saat sungai surut, jika sedang pasang tinggi air hampir sedada orang dewasa. Terhitung 21 kali menyeberangi sungai. Lalu melewati jalan bebatuan yang cukup menyiksa. Ditambah masih perlu mendaki dan menuruni gunung.
Akhirnya setelah total 5 jam perjalanan kami dari pusat keramaian di Kecamatan Sambi Rampas, kami sampai ke tempat tujuan. Rasa lelah tiba-tiba hilang setelah melihat apa yang mereka pertahankan selama 40 tahun, yang mereka katakan masjid.
Keadaannya sudah sangat memprihatinkan, hampir keseluruhan dinding kayunya sudah keropos dimakan rayap, bahkan ditekan sedikit saja kayunya langsung lepas, setiap hujan pun masjid terendam banjir.
Tapi masyarakat di Desa Ulugalung masih menggunakannya untuk beribadah karena hanya ini satu-satunya rumah Allah yang mereka miliki selama 40 tahun terakhir.
Ingin sekali masyarakat membangun ulang masjid ini, namun mayoritas pekerjaan mereka hanya sebagai petani tidak ada dana yang dapat mereka alokasikan untuk renovasi. Letak dusun pun yang sangat pelosok ini menjadi alasan sulitnya bantuan untuk mereka. Sebab disini tidak ada listrik apalagi internet, sehingga di dunia yang serba digital ini tetap saja dusun ini sangat sulit untuk dijamah.
“Masyarakat kami ini sangat kekurangan luar biasa, sehingga masjid ini bisa sampai begini, kami tidak bisa berbuat apa-apa.” kata Ustad Ismail, tokoh setempat.
Masjid Nur Rahman berdiri di tengah-tengah hutan yang belum memiliki listrik, bisa dibayangkan bagaimana gelapnya keadaan malam hari. Dikelilingi pohon-pohon besar dan sungai yang deras. Aksesnya sulit. Penerangannya tidak ada. Hasil panen warganya pun sering kali gagal karena terendam banjir luapan sungai. Tapi puluhan warga masih sangat membutuhkannya.
Jangan sampai masjid satu-satunya di kampung terpencil ini roboh tergerus waktu karena tak ada saudaranya yang menolong pembangunannya sama sekali.
Sahabat, maukah membantu saudara-saudara kita di Dusun Ulugalung untuk punya masjid yang layak? Ikut sedekah jariyah senilai satu batu bata saja insyaAllah bisa menjadi warisan pahala dan investasi amal terbaik kita setelah wafat.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533).
Jangan lewatkan peluang untuk mengekalkan kebaikan yang akan mengalir selamanya, dengan cara Klik Donasi Sekarang!
Belum ada Fundraiser